Media Humas Polri Semarang
Untuk menekan kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kota Semarang membutuhkan kerjasama berbagai pihak maupun lintas sektoral. Apalagi, hingga november 2023 jumlah penemuan kasus TBC di Kota Semarang tercatat ada 6.133 kasus.
Penemuan kasus pasien positif yang sangat tinggi ini karena kegiatan screening yang dilakukan di fasilitas kesehatan dan puskesmas yang sangat masif. Pasien positif dari investigasi kontak pasien tersebut sudah ada 680 yang sudah diberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT).
Hal tersebut dikemukakan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Semarang, Nur Dian Rahmawati pada Konferensi Pers Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkulosis yang diadakan Mentari Sehat Indonesia (MSI) Kota Semarang di Hotel Grasia Semarang, Jawa Tengah pada selasa (12/12/2023).
“Perlu komunikasi yang efektif dari tenaga kesehatan untuk menyampaikan kepada masyarakat pentingnya TPT untuk mencegah terjadinya penularan penyakit TBC aktif di masyarakat,” kata Nur Dian Rahmawati.
Senada hal itu, Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo mengatakan, untuk penanggulangan TBC khususnya di Kota Semarang dibutuhkan kerja keras dari semua pihak maupun lintas sektoral. Ada langkah-langkah preventif, promotif dan preentif bagaimana agar kasusnya tidak bertambah. Disisi lain juga mengedukasi masyarakat, pentingnya pengobatan secara rutin dan tidak terputus.
Karena, lanjut dia, sesuai dengan roadmap yang ada di Perpres maupun yang menjadi kebijakan Pemerintah Kota Semarang, kita ingin angka insidensi untuk Kota Semarang tahun 2028 sudah bisa diangka 65 per 100.000 penduduk. Sementara sekarang ini masih agak jauh, masih diatas sekitar 250 sekian per 10.000 penduduk.
“Untuk bisa mengejar hingga sampai 65 per 100.000 di Semarang pada tahun 2028, tentu butuh kerja keras dari semua pihak maupun lintas sektoral. Sehingga tadi sudah didiskusikan, jadi pada prinsipnya kita ingin ada inovasi-inovasi, loncatan-loncatan sehingga apa yang menjadi harapan dan menjadi kebijakan Pemerintah Kota Semarang untuk bisa mengeliminasi TB melalui tahapan angka insidensi ini bisa segera terwujud,” papar Anang Budi Utomo.
Sementara itu, dari Koalisi Organisasi Profesi Indonesia untuk penanggulangan TBC (KOPI TB) Kota Semarang, dr. Sofyan Budi Raharjo menyampaikan bahwa di Indonesia angka kejadian atau infeksi TBC masih tinggi, nomor 2 seluruh dunia, sehingga kemungkinan terpapar penyakit tuberkulosis itu masih sangat tinggi.
“Dengan forum seperti ini, semua pihak ikut memberikan masukan, memberikan input untuk penanggulangan TBC. Dari sisi kami memberi himbauan kepada seluruhnya bahwa kalau memang ada gejala-gejala kearah TBC segera periksa. Harapannya bisa segera diobati sehingga bisa tuntas dan itu juga mencegah supaya tidak menularkan ke yang lain juga,” ucapnya.
Ketua Yayasan Mentari Sehat Indonesia (MSI) Kota Semarang, Solekhati menyampaikan, kegiatan ini adalah upaya menindaklanjuti Perpres no. 67 tahun 2021 dan surat Kemendari tentang tim percepatan eliminasi TBC. Sehingga dengan adanya ini kami pingin sekali di Kota Semarang biar penanggulangan TBC lebih greget maka memerlukan kolaborasi yang lebih masif semua pihak.
Jadi kami perlu mengesahkan dan membentuk tim percepatan eliminasi TBC di Kota Semarang.”Mudah-mudahan di tahun 2024 bisa langsung aksi dan terlaksana,” terang Solekhati.
Disampaikan juga bahwa tujuan dari kegiatan ini, antara lain mendorong layanan pemerintah dan swasta untuk dapat memenuhi SPM, melakukan kolaborasi antar pihak untuk membuat rilis dan menyampaikan kepada media, meningkatkan kesadaran dan komitmen pemangku kepentingan terhadap kolaborasi upaya penanggulangan TBC di Kota Semarang.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang Anang Budi Utomo, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Semarang Nur Dian Rahmawati, Koalisi Organisasi Profesi Indonesia untuk penanggulangan TBC (KOPI TB) Kota Semarang dr. Sofyan Budi Raharjo, Dinas Sosial Ambarwati, Lurah Sendangguwo Anis Kartika, Puskesmas Kedungmundu dr. Gita, RS. Permata Medika Candra Puspita Dewi, Bappeda Kota Semarang Rizki Satya, dan Dinas Pendidikan Kota Semarang Waskitho Adi. ( Mhn )