Media Humas Polri || Sekadau
Tokoh masyarakat Dayak Kabupaten Ngala Pati dalam operasinya, “Sudah saatnya kita bangkit dan melawan mengingat marwah orang kita dayak tidak di hargai lagi, harga diri orang Dayak di injak – injak, dan di dzolimi karenanya mau tidak mau kita bangkit dan melakukan perlawanan Jumat 11/08/2023.”
Untuk itu dirinya mengajak agar komponen, unsur dan elemen – elemen masyarakat Dayak harus bersatu untuk satu tujuan yaitu lawan.
“Untuk itu kami berharap kepada pemerintah kabupaten sampai kepada pemerintah pusat yang terlibat secara langsung dalam Seleksi badan komisioner pemilu ini kiranya bisa mendengar dan membuka mata bahwa kami adalah orang orang Dayak yang masih memiliki integritas. Kami orang Dayak yang masih memiliki harga diri dan memiliki wawasan yang cukup luas sehingga sampai pada saat ini kami masih bisa memimpin daerah kami dengan cermat dan baik. Oleh karena itu, segala persoalan yang terjadi di internal masyarakat Adat Dayak bisa kami atur dan kami awasi sendiri tanpa harus melibatkan pihak manapun. Kami masih memiliki kemampuan. Untuk itu besar harapan kami agar semua organisasi kemasyarakatan orang Dayak yang ada agar bisa kompak dan bersatu karena ini bukan untuk kepentingan satu orang atau atau dua orang, tetapi untuk kepentingan kita bersama dan seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Sekadau khususnya masyarakat Adat Dayak Kabupaten Sekadau.”
“Bila mana tuntutan kami tidak di dengar, maka di pemilu mendatang tidak ada yang bisa menjamin bahwa pemilu nanti berjalan dengan kondusif, Jujur Damai dan Adil (Jurdil) Bahkan di perkirakan suasana mendatang jauh lebih mencekam dari pemilu yang sudah sudah, tidak ada yang menjamin kita bisa bertanda tangan di setiap berita acara pemilu yang akan datang, itulah yang menjadi salah satu dasar kami kepada Bawaslu pusat, untuk segera mendengar tuntutan kami hal ini tentu beralasan, yaitu karena tidak diakomodirnya perwakilan orang Dayak untuk mengisi posisi jabatan Bawaslu di pemilu mendatang.”
“Maksud hati ingin memeluk gunung namun apa daya tangan tak sampai, mungkin pribahasa ini lebih pas ketika keinginan dirinya terlibat langsung pada penyelenggaraan pemilu yang akan datang, mengingat ini adalah daerah kami, masyarakat kami, namun pada kenyataannya kami tidak di anggap, kami tidak hitung, sehingga pada pemilu nanti tidak ada yang menjamin bahwa pemilu bisa berjalan lancar dan kondusif,” ujarnya. (Liros)