Media humas polri//bojonegoro
Colok Malem Songo adalah sebuah wujud kegembiraan dalam menyambut datang nya hari kemenangan besar bagi umat Muslim, yakni Hari Raya Idul Fitri. Meriahnya cahaya obor di sepanjang jalan menjadi pemandangan unik setiap Malem Songo di akhir Bulan Ramadhan. Setelah jaman terus berubah, lantas bagaimana dengan tradisi ini? Apakah generasi muda meneruskan tradisi ini?
Tradisi colok malem Songo terus dilestarikan oleh masyarakat Bojonegoro, terutama di Desa Mojodeso, Kecamatan Kapas. Uniknya, ada perubahan jika benar-benar diamati dalam perjalanan tradisi ini ke generasi berikutnya. Jika dulu menggunakan obor dari bambu, ternyata saat ini munculnya obor dari bambu saat perayaan malem Songo justru sangat sedikit. Generasi sekarang tidak sekuat generasi sebelumnya untuk memotong dan mengambil bambu. Namun, kreativitas generasi sekarang ternyata membuatnya tradisi ini terus berlanjut. Kreativitas yang dimaksud adalah pemanfaatan botol kaca dan kaleng logam bekas. Lampu minyak tanah dari botol kaca adalah yang paling banyak dibuat oleh anak-anak di Desa Mojodeso. Dengan bentuk yang berbeda-beda sesuai kreativitas, kreasi anak-anak ini mulai ditata selepas berbuka puasa dan dinyalakan. Nabila Yafathussyarfa, salah satu anak di desa Mojodeso ini membawa kreasi lampu minyak tanah dari kaleng tabung elpiji portable dengan dilapisi stiker sehingga menjadi lebih menarik.
Adib Nurdiyanto selaku perangkat Desa Mojodeso menuturkan bahwa semangat pemanfaatan sampah dan barang bekas memang sudah menjadi budaya Desa Mojodeso. Sehingga dengan kreasi sampah ini, tercipta aneka bentuk lampu minyak tanah yang berbeda-beda dengan fungsi yang sama. Justru, ada 2 poin yang terlaksana melalui proses ini, yang pertama adalah proses daur ulang sampah , sedangkan yang kedua adalah pelestarian tradisi di Desa Mojodeso. Ketika sudah lewat tengah malam, warga akan serempak mematikan lampu minyak ini demi keamanan saat masyarakat sudah terlelap dalam istirahat malam.
Acara tradisi colok malem songo ini agar suasananya lebih menarik ,sepanjang jalan lampu jalannya dimatikan. (Kang Jali)