Tumis Jadi Terobosan Baru Bagi Pengentasan Kemiskinan di Kab. Sragen
Media Humas Polri || Sragen
Berbagai upaya pengentasan kemiskinan telah dilakukan oleh Pemkab Sragen melalui berbagai sektor dan lintas OPD. Angka kemiskinan yang ada di Kabupaten Sragen masih 13,83% diatas angka kemiskinan Provinsi Jawa Tengah yaitu 11,46%.
Untuk itu diperlukan sebuah terobosan baru yang disebut Desa Tumis (Tuntas Kemiskinan) Gotong Royong yang fokus menyasar pengentasan kemiskinan terintergrasi dengan cara menggerakkan secara bersama-sama stakeholders dan instansi vertikal. Dengan cara melakukan sebuah assessment dari awal sehingga terindentifikasi secara menyeluruh kebutuhan dari masing-masing masyarakat yang ada di Desa tersebut.
Hal tersebut disampaikan Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati dalam arahannya didepan Kepala OPD Kabupaten Sragen, stakeholder (PMI Sragen dan BAZNAS Sragen) dan FUD (Forum Usaha Daerah), di Aula Sukowati Setda Sragen, Senin (20/06/2022).
“Karena ini adalah terapi Gotong Royong satu desa, kami mengambil Pilot Project untuk Terapi desa Jabung Kecamatan Plupuh. Kami kumpulkan teman-teman stakeholder untuk bantuan RTLH sebanyak 57 rumah dari Baznas Sragen dan LAS. Bantuan Jambanisasi sebanyak 48 jamban dari PMI Sragen, Bantuan Listrik sejumlah 12 sambungan dari PLN, Bantuan Matra untuk 38 keluarga, dan Bantuan Pendidikan untuk 6 siswa dari GNOTA,” ungkap Bupati Yuni.
Setelah selesai dengan Pilot Project pertama tersebut, Ia menambahkan, sesuai hasil-hasil assessment tahun 2022 pihaknya akan membuat replikasi kepada 2 Desa yaitu Terapi Desa Kadipiro, Kecamatan Sambirejo dan Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan.
Assessment telah dilaksanakan di 20 Kecamatan (20 Desa) dan rencana di tahun 2023 akan difokuskan di 31 desa.
Ia meminta seluruh pihak untuk melaksanakan assessment sesegera mungkin untuk rencana replikasi kepada 2 Desa tersebut. Awal bulan depan ( Juli 2022-Red ) segala persiapan untuk dilakukan pra assessment.
Mulai dari Kepala Desa sampai dengan perangkat hingga ke tingkat RT untuk melakukan persiapan. Diharapkan dari 3 desa yang sudah dilakukan sebagai Pilot Project itu akan dinyatakan sebagai tuntas desa.
“Menurut Kepala Dinas Sosial Sragen, dr. Finuril Hidayati awal mula latar belakang dari program Desa Tumis adalah 51 Desa yang masuk Zona merah kemiskinan ekstrim menurut data dari Provinsi Jawa Tengah, sehingga pihaknya melakukan assessment ulang melalui data yang sudah ada yaitu DTKS Kementerian Sosial.
Hasil assessment ulang yang digunakan adalah indikator kemiskinan sesuai UU No.13, verifikasi rumah tangga miskin, Perbup dan poin-poin sensus BPS.
“Dari hasil assessment ulang, kita akan mengetahui rumah tangga yang di assessment akan muncul kebutuhannya apa. Apakah RTLH, Pendidikan ataupun Kesehatan. Hal tersebut akan menjadi database kita. Untuk saat ini ada pendampingan dari OPD terkait walaupun digotong-royongkan dari berbagai pihak. Sebagai contoh RTLH anggarannya dapat bantuan dari Baznas dan LAZ tetapi untuk pendampingannya dari Disperkimtaru (sesuai pedoman dari masing-masing Instansi/Dinas tersebut),” jelasnya.
Kepala Desa Jabung, Triyono mengatakan pihaknya mewakili masyarakat desa Jabung bersyukur atas perhatian semua instansi yang bersedia membantu secara gotong royong dalam pengentasan kemiskinan didesanya.
“Tadi saya mengusulkan masalah infrastruktur perbaikan jalan penghubung desa Jabung-Sidokerto kepada Dinas DPU. Sepertinya akan disetujui sehingga seluruh program Desa Tumis tersebut dapat diselesaikan tahun 2022. Kami berterimakasih dan merasa senang karena masyarakat dibantu dalam program Tuntas Kemiskinan,” pungkasnya.
Kontributor : Jiyanto
Editor : Mhn