TULUNGAGUNG mediahumaspolri.com / Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan penerapan pembayaran berbasis kinerja dalam bentuk kapitasi berbasis komitmen pelayanan (KBK) pada pengelolaan pelayanan kesehatan primer. Ini telah diatur dalam Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan dan Diretur Utama BPJS Kesehatan tentang Petunjuk Teknis Pelayanan Pembayaran Kapitasi Berbasi Komiten Pelayanan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
Di wilayah BPJS Kesehatan Cabang Tulungagung, Puskesmas Dono merupakan FKTP mitra yang mencapai nilai KBK sempurna, yaitu sebesar 100%. Kepala Puskesmas Dono, Heri Susanto, S.Gz mengaku upaya yang dilakukannya adalah dengan memahamkan kepada timnya bahwa semua memiliki peran untuk menyukseskan atau menggagalkan program JKN-KIS. Sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan gotong royong untuk mendukung program pemerintah ini.
“Dari yang awalnya hanya menjadi tanggung jawab PIC JKN yang ditunjuk, saya sampaikan kepada semua staf bahwa JKN ini menjadi tanggung jawab seluruh elemen yang ada di puskesmas, mulai dari manajemen sampai tenaga kebersihan. Kenapa sampai tenaga kebersihan, karena dari tenaga kebersihan masyarakat bisa menilai kebersihannya, kenyamanannya saat periksa. Dari situ, seluruhnya merasa tersadarkan untuk guyub, bergotong royong untuk menyelesaikan atau melaksanakan kegiatan yang ada di JKN ini,” ujarnya mengutip dari Radar Kediri, Jum’at (22/10/2021).
Tidak hanya itu, Heri juga menanamkan kepada seluruh tenaga kesehatan untuk membudayakan komunikasi yang konstruktif, artinya antara pimpinan dan staf tidak ada halangan untuk berkomunikasi. Apabila ada pendapat yang sifatnya membangun maupun kendala yang sedang terjadi di lapangan, Heri berharap staf berani menyampaikan ke pimpinan, sehingga solusinya bisa segera dilaksanakan. Setiap bulan, per 10 hari Heri adakan evaluasi rutin, kaitannya dengan kunjungan sehat dan kunjungan sakit.
“Di penggalangan komitmen itu juga saya menanamkan kepada seluruh tenaga kesehatan bahwa kita mulai membudayakan komunikasi yang konstruktif. Semua berhak menyampaikan pendapat selama pendapat itu sifatnya konstruktif atau membangun. Silahkan menyampaikan kendala di lapangan terkait tanggung jawabnya masingmasing, karena di puskesmas itu tidak ada tenaga kesehatan yang hanya pegang satu kegiatan, jadi ketika ada kegiatan kita selesaikan bersama,” pungkasnya. (CTR)