Wali Kota Semarang Sebut Rumah Pelita Penanganan Stunting Jadi Percontohan di Indonesia
Media Humas Polri || Semarang
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang membuat fasilitas Rumah Penanganan Stunting Lintas Sektor bagi Baduta (Rumah Pelita) untuk menekan kasus stunting dan digadang-gadang akan menjadi percontohan di Indonesia.
Hal itu disampaikan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat meninjau persiapan peresmian Rumah Pelita di Rumah Duta Revolusi Mental Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (18/02/2023) lalu
“Alhamdulillah, ini tadi kita bersama-sama membereskan semua persiapan untuk peresmian Rumah Pelita, rumah penitipan untuk anak-anak stunting. Ini tadi, khususnya dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian untuk mengecek urban farmingnya, Diskominfo untuk CCTV, Dinas Lingkungan Hidup untuk kebersihan, dan DP3A untuk penambahan kelengkapan,” jelas perempuan yang akrab disapa Mbak Ita.
Dirinya menuturkan mengenai penanganan stunting di Kota Semarang lewat Rumah Pelita yang kemungkinan jadi yang pertama di Indonesia. Hal ini menurutnya dikarenakan adanya kemudahan dan juga integrasi dalam penanganannya.
“Ini mungkin adalah pilot project pertama di Indonesia, karena terintegrasi bagaimana pemenuhan gizi dan pola asuh ini dilengkapi. Jadi ini semua tertata, semua memakai SOP. Dan akan menjadi percontohan, nanti ada 10 anak, dari Kelurahan Kalipancur dan Kelurahan Manyaran Kecamatan Semarang Barat,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Minggu (19/02/2023).
Dirinya juga menjelaskan mengenai fasilitas yang nantinya akan diperoleh anak-anak stunting di Rumah Pelita.
“Ada pengasuh 2 orang, karena 1 pengasuh untuk 5 anak. Kemudian ada juru masak yang didampingi oleh ahli nutrisi dari Dinas Kesehatan, Dokter Anak, Psikolog untuk IQ, Trapis untuk motorik, Bidan untuk umum. Juga kelengkapan mainan, tempat tidur, dan masing-masing punya rekam medis untuk penanganan, misalnya jika Dokter Anak melihat rekam medisnya dan kemudian ternyata membutuhkan pendampingan Psikolog, nanti akan direkomendasikan ke rumah Duta Revolusi Mental,” terang Ita
Ia berharap dengan penanganan yang sudah sangat terintegrasi ini menjadikan kasus stunting di Kota Semarang menjadi 0 persen angkanya.
“Semoga bisa jadi satu manfaat untuk anak-anak stunting khususnya di Kota Semarang dan umumnya jadi percontohan tingkat nasional. Tentu harapannya bisa 0 angka stunting di Kota Semarang,” pungkasnya.
Ia mengungkapkan Kecamatan Semarang Barat, terutama Kelurahan Kalipancur dan Kelurahan Manyaran dipilih karena banyaknya kasus anak stunting di wilayah tersebut. Alasan pola asuh, terutama akibat ditinggal ibunya bekerja menjadi penyebab paling banyak. Dengan konsep bergerak bersama, lanjut Ita, rencana pelaporan perkembangan anak di Rumah Pelita Semarang Barat akan dilaporkan setiap harinya. (Marhen)