Warga Masyarakat Desa Bulu’ Mario Melaksanakan Hari Raya Idul Adha Tahun 1443 H/2022 M
Merasa Terharu & Bahagia
Sulbar 10/07/2022 || Media Humas Polri
Sejak dilonggarkan aturan covid-19 tentang larangan berkumpul warga masyarakat di semua daerah seperti mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan semua kegiatan ibadah dengan seluas-luasnya dan menjadikan kesempatan itu untuk berkumpul bersama semua keluarganya sebagaimana biasa sebelum datang penyakit virus covid-19 dua tahun lalu , seperti semaraknya Hari Raya Idul Adha yang dilakukan oleh warga Desa Bulu Mario, kecamatan Sarudu , kabupaten Pasangkayu.
Sejak Pajar menyingsing terlihat warga dengan wajah berseri-seri penuh kebahagiaan berbondong-bondong menuju masjid untuk melaksanakan Hari Raya Idul Adha yang dipusatkan di Masjid Al-munawarah , mereka merasa gembira dan bahagia setelah dua tahun lamanya dikekang oleh aturan covid-19.
,” Kami merasa bersyukur kita bisa melaksanakan Hari Raya seperti ini dan bisa berkumpul lagi sebagaimana biasanya ,” ungkap salah seorang jamaah.
Dalam Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1443 H/2022 di Masjid Al-munawarah ,desa Bulu Mari, berlangsung aman dan penuh hidmat , sementara untuk Khutbah-nya disampaikan oleh Ustadz Muammar QH.S Pdi.
Dalam khutbahnya , Khatib menekankan pentingnya berqurban sebagai bentuk pendekatan kita kepada Allah SWT dan sebagai bukti pernyataan Iman & taqwa kita kepada-Nya.
Jika merujuk kepada peristiwa perintah Allah swt.kepada Nabi Ibrahim As untuk mengorbankan anaknya Ismail as , menunjukan kepada kita semua bahwa betapa beratnya perintah yang diterimanya oleh kedua Nabi tersebut ,sang Bapak sangat cinta kepada anaknya setelah 68 tahun menunggu dan si anakpun sangat mencintai Bapaknya namun cinta kedua insan pilihan itu lebih cinta kepada Allah SWT,dibandingkan dengan cinta terhadap keluarga dan dirinya sendiri.
Hakekat dari perintah itu bukan untuk meminta nyawa Nabi Ibrahim As , tapi untuk membuktikan keimanan & ketaqwaan serta kecintaan keduanya kepada Allah SWT maka atas dasar itulah awal perintah kepada ummat Nabi Muhammad Saw untuk berqurban sesuai dengan keadaan dan kemampuannya.
,” hari ini kita berkumpul bersama di Masjid yang mulia , kira- kira apa yang diminta oleh Allah SWT kepada kita saat ini , Allah tidak bertanya kepada siapa yang paling banyak hartanya , siapa yang paling banyak anaknya atau siapa yang paling tinggi pangkatnya akan tetapi Allah ingin melihat siapa yang paling ikhlas & paling mulia diantara kita disisi Allah swt ,” ungkap ustazd yang mengajar di Pondok Pesantren H.Al-Bana Asing NW ini.
Lanjut Ustad dalam khutbahnya ,
,” Nabi Ibrahim As diperkirakan hidup pada tahun 1686 SM.dan saat sekarang ini kita berada pada tahun 2022,maka genaplah 3708 tahun lamanya Nabi Ibrahim As diperintahkan Allah swt.untuk menyemblih anaknya , bagi kita sekarang ini kita tidak diminta untuk mengorbankan buah hati kita akan tetapi yang diminta oleh Allah hanya kambing kita , sapi & kerbau kita namun itu juga sulit untuk kita keluarkan ,” terangnya.
Adanya perintah pengorbanan Nabi Ibrahim & Nabi Ismail As seharusnya kita bisa mengambil pelajaran bahwa di dunia ini apapun yang kita miliki semuanya adalah milik Allah , sehingga jangankan diminta hanya seekor kambing ,sapi , kerbau dan lain-lain , nyawapun kalau diminta oleh Allah akan diambil sebagamana perintah yang pernah terjadi kepada kedua insan pilihan tersebut.
Dihari yang penuh pengorbanan tersebut sehabis melaksanakan sholat Hari Raya Idul Adha warga melaksanakan silaturrahmi ke sanak familinya dan dilanjutkan dengan pemotongan hewan qurban di setiap Masjid dan Musholla yang berada di satuan pemukiman 1 ( Desa Bulu’ Mario) Red ( H.M )