Medan // Mediahumaspolri.com
Seruan peopel power yang akhir akhir ini diserukan oleh para tokoh Nasional ditanggapi oleh Ketua Exco Partai Buruh Provinsi Sumatera Utara, Willy Agus Utomo (WAU), ia menyatakan setuju bangkitnya kekuatan rakyat untuk melawan segala kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat kecil di Indonesia.
Akan tetapi menurut Willy, Peopel Power itu dilaksanakan haruslah melalui mekanisme yang demokratis, tidak melanggar hukum dan tidak memakai upaya upaya kekerasan atau memaksakan kehendak.
“Peopel Power On Pemilu 2024, Tinggalkan Partai Oligarki dan Korupsi yang tidak mementingkan kesejahteraan rakyat, jangan lagi pilih partai yang tidak pro rakyat,” tegas Willy Agus Utomo Aktivis Buruh Sumut yang namanya masuk dalam 10 tokoh buruh paling vokal di Indonesia versi Indonesia Indicator pada tahun 2021 lalu, dalam rilis persnya di Medan, Senin (3/07/23).
Willy menyebut, rakyat sejatinya harus sudah memahami kondisi bangsa saat ini, pasca orde baru dan reformasi, pemilu yang diharapkan lahirnya partai partai yang mewujudkan kesejahteraan rakyat justru hampir dirasakan sama saja, rakyat masih saja miskin dan menderita dengan kebijakan kebijakan pemerintah yang lahir dari regulasi melalui partai politik yang ada saat ini.
“Contohnya hampir semua Partai Politik dan Pemerintah bersepakat mengesahkan UU Cipta Kerja Omnibus Law, padahal jelas UU tersebut ditolak seluruh elemen masyarakat Indonesia, karena makin menyengsarakan dan memiskinkan rakyat dan buruh di Indonesia, tapi mereka tidak peduli,” ungkap Willy.
Willy juga menghimbau, kepada seluruh rakyat Indonesia agar jangan tergiur politik uang (many politik) dalam pemilu 2024 mendatang, pilihlah partai yang memiliki visi dan misi perubahan untuk menuju negara sejahtera dan rakyat kecil Indonesia terjamin kehidupannya, kesehatannya, pendidikannya, pekerjaannya, dan kehidupan sosial lainnya menuju rakyat sejahtera.
” Many politik itu yang akan membuat mereka para politikus rakus makin percaya diri, jadi mulai beranilah rakyat meninggalkan praktek praktek korupsi melalui Bacaleg partai politik yang maju menjadi wakil rakyat, sudah pasti jika memakai uangnya ia duduk, maka ia akan berupaya mengembalikan biaya politiknya dengan cara korupsi dan melakukan segala cara dengan jabatannya di DPR, budaya itu harus ditunggalkan” tegas Willy.
Lebih lanjut, pemuda 39 tahun asal Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Ini berkeyakinan, rakyat indonesia sudah banyak yang sadar, dan di Pemilu 2024 ini pasti banyak partai politik yang kaget dengan kebangkitan rakyat kecil dalam menentukan pilihannya kepada partai politik yang sungguh- sungguh akan membawa kesejahteraan rakyat nantinya.
“Tidak mesti Partai Buruh, intinya pilihlah partai yang pro rakyat kecil, itu saja harapan saya,” tutup Willy.(m.tohir)